-->

Take the time to know what real love is! Because time is the only one who capable of understanding how great Love is...

Senin, 03 Juni 2013

Sebaran Mata Kuliah Teknik Arsitektur-FT UNUD

Passing Grade setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan antara 1-3 poin. Untuk mencapai Passing Grade, harus mempunyai strategi dalam menempuh ujian SBMPTN. Semangatttt!!! :D

Minggu, 19 Mei 2013

PROBLEM SOLVING :-)



Setiap manusia dalam kehidupannya selalu akan menghadapai masalah. Berat atau ringannya masalah tersebut bergantung pada bagaimana kita memandang maslah tersebut. Masalah yang sebenarnya ringan bias jadi berat ketika kita memandangnya melalui perspektif yang rumit dan begitu pula sebaliknya.
1.     Jangan Pernah Menghindari Masalah
Banyak orang berpikir bagaimana caranya agar terbebas dari masalah (termasuk saya). Tapi, orang yang seperti itu adalah orang yang pengecut, tidak berani menghadapi kenyataan. Menghindari masalah hanya akan menunda waktu kita untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Tapi ada quote “the faster the better”. Quote itu bisa dijadikan acuan untuk merenungkan kembali apa yang seharusnya kita lakukan. So, jangan pernanh hindari maslaah itu, semakin cepat kita mendapatkan masalah itu, semakin cepat pula kita dapat menyelesaikannya.
Penyelesaian suatu masalah memang tidak bisa dilakukan secepat dan semudah membalikkan telapak tangan. Maslah yang ada membuat kita menghadapi suatu tekanan emosi yang mempunyai cara pengungkapan yang berbeda-beda pada setiap individu. Ada individu yang begitu mendapatkan maslah langsung meledak dan to the point menyelesaikan masalah itu dengan orang yang bersangkutan. Atau ada pula orang yang memiliki style memecahkan masalah dengan cara yang berbeda, yaitu detective style. Pada orang dengan style seperti ini, orang pada saat mendapat masalah akan mendapat tekanana emosi yang begitu hebat, orang degan tipe ini cenderung memendam sendiri masalah yang dia hadapi tetapi, seiring berjalannya waktu, orang ini akan mempu berpikir dengan jernih ketika ada orang yang benar-benar dia percaya diajak untuk berbagi (perlu waktu). Tetapi, walaupun orang ini dalam keadaan tertekan, tapi orang dengan tipe ini akan tetap berusaha menyelesaikan masalah tersebut dengan ‘damai’ karena ingin mempertahankan situasi yang ada sebelumnya. Semua hal yang berkaitan dengan masalah akan diselidiki (like detective) sampai menemukan solusi yang tepat yang akan disampaikan pada waktu dan moment yang tepat pula. So, which one is you?

2.     Jangan Memandang Orang sebagai Sumber Masalah
Kita sering kali menuduh orang lain sebagai penyebab masalah yang kita hadapi atau sebagai sumber masalah. Sebenarnya, sesuatu menjadi masalah ketikan hal itu tidak sesuai dengan pandangan kita. Simple saja jika kita tidak ingin punya masalah, jangan pedulikan apa yang terjadi atau dengan bandingkan apa yang terjadi dengan pandangan kita.
Tetapi, sebagai makhluk social yang peduli terhadap leingkungan (biotik maupun abiotik), kita tidak bisa untuk tidak menghiraukan kejadian yang ada di sekitar kita. Karena, semua yang terjadi di sekitar kita bukan merupakan sesuatu yang bersifat kebetulan dan semuanya saling terhubung satu sama lain.
Masalah tidak bersumber pada satu oknum tertentu, tapi masalah itu bersumber pada diri kita sendiri, jangan memandang sesuatu sebagai masalah jika tidak ingin punya masalah, so simple… Katakan terimakasih untuk orang yang kamu anggap sebagai "sumber masalah" karena dialah kamu bisa meningkatkan kualitas diri, media pendewasaan diri yang membuat kita bisa "naik kelas"

3.     Berpikir Luas
Dalam menganalisa suatu masalah, diperlukan suatu metode pemikiran yang benar-benar analitis untuk mampu memahami masalah yang terjadi, menghubungkan fakta yang berkaitan dengan masalah, dan menyimpulkan serta mencari jalan keluar dari maslah tersebutj. Kemampuan  analisa ini harus berdasarkan berbagai aspek, tidak bisa hanya dengan pemikiran sempit yang memandang suatu masalah hanya dari satu aspek. Dalam hal ini, juga berlaku self-introspection. Dimana, dalam penyelesaian masalah kita melihat bahwa masalah itu muncul tidak hanya bersalah dari eksternal individu yang bersangkutan, tetapi persentasi yang besar factor masalah tersebut juga muncul dari internal diri masing-masing individu.

4.     Berpikir Dengan “Sempurna”
Berpikir dengan sempurna dalam hal ini dimaksudkan adalah mengkondisikan masalah yang dihadapi sehingga berpatokan pada suatu keadaan ideal sebagai acuan. Orang yang mampu berpikir seperti ini cenderung perfectionist. Orang yang perfeksionis ini seperti pisau bermata dua. Disatu sisi, orang yeng perfeksionis ini dapat berpikir dengan sangat ideal, memakai acuan yang konsisten. Konsistensi pada orang yang perfeksionis ini didukung dengan tingginya komitmen yang dimiliki oleh individu ini sehingga, orang dengan tipe ini cenderung mempunya komitmen yang begitu kuat, setia, dan memandang semuanya dengan ideal.
Namun, di sisi lain, orang yang perfeksionis mempunyai sedikit kesulitan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang belum tentu ideal dan belum tentu menerima acuan yang ia gunakan sebagai sesuatu yang ideal. Orang lain (yang tidak atau kurang memiliki sifat perfeksionis) sulit menerima dan mengadaptasi pandangan yang dimiliki orang yang perfeksionis. Sehingga, seikap perfeksionis ini cenderung bisa jadi bumerang bagi yang memilikinya (it is so meL).

Ada sebuah quote dari orang bijak bahwa jangan pernah melempar kotoran pada orang yang melempar kotoran kepada kita, tapi balaslah dengan bunga…
Quote di atas terdengan sedikit menggunakan “bahasa dewa”… Tapi, akan lebih berkesan jika kita modifikasi sedikit: “jangan pernah melempar kotoran pada orang yang melempar kotoran kepada kita, tapi balaslah dengan bunga, tapi pastikan potnya juga ikut terlempar”  Satu tips, agar pot bunganya lebih berasa, lebih dikumpulkan dulu, nanti dilempar sekalian… 
Dari quote di atas, kita dapat belajar untuk menjadi orang yang sabar dan sistematis dalam menyelesaikan masalah. Dalam menghadapi masalah dan mencari penyelesaiannya, kita harus mengumpulkan bukti-bukti otentik yang berkaitan dengan masalah tersebut, analisis bukti-bukti yang diperoleh dan terakhir simpulkan.
 Satu hal yang perlu diingat, ketika menghadapi maslah jangan pernah takut untuk menangis karena dianggao cengeng. Kadang-kadang menangis bisa menjadi salah satu cara untuk menjernihkan pikiran sehingga mampu mencari solusi yang terbaik untuk masalah yang kita hadapi, SEMANGATTT!!! :-)

Kamis, 16 Mei 2013

Common Questions in Interview Test

1.Ice Breaker Questions (Pertanyaan sederhana oleh pewawancara untuk membuka percakapan) Tips:
  1. Biarkan pewawancara memulai ice braker, dan jawab dengan antusias. 
  2. Jangan menayakan kabar si pewawancara. 
  3. Gunakan Madam/Sir. 
  4. Jangan menanyakan nama, terutama di awal wawancara (boleh menanyakan nama si pewawancara tapi di akhir wawancara). 
  5. Gunakan Thank You, jangan thanks. 
  6. Sikap tegas, tapi sopan. 
  7. Jangan mendominasi pembicaraan. Buat pewawancara tertarik,tanpa harus mendominasi pembicaraan. 
  8. Tidak perlu sungkan untuk memulai menjabat tangan. 
  9. Ingat senyum!  

Contoh: 
Interviewer : Hello, good afternoon. I hope you are in a good condition for today’s interview. Have a seat please. 
Saras : Thank you, Sir. I am in my best condition. 
Interviewer : I am glad to hear that. By the way, you are Miss. Saras, right? 
Saras : Yes, Sir. My name is Saras Sasmita.  

10.Tell me about yourself! / Tell me about your dream job! / Where are you going to study? Tips: Cukup 2 menit: Jangan terlalu mendetail, langsung ke personal & educational background. 
11.Sebutkan hobi di bidang organisasi (OSIS, KRR, Pramuka, sebagai ketua panitia pada lomba UKS, dan adiwiyata) dan budaya bali (merangkai bunga & mejejaitan) 
12.Hobi lain : menulis untuk penelitian. 
13.Pendidikan di luar sekolah (kursus computer: photosoft, corel, kursus bahasa Inggris) 
14.Pelatihan/ Magang (part time job at Sari Cempaka) 
15.Prestasi yang diraih. 
16.Memenangkan lomba-lomba (debat/karya tulis) 

Contoh:
 Interviewer : All right … now tell me about yourself. 
Candidate : ……….. at Junior and Senior High school, I join in OSIS as the OSIS leader, where I learn a lot about leadership. I also took English course since I was in Junior High School……. On my occasions, I joined many competitions and for Debate contest I got the first trophy. And I was a delegation of my senior high school for …………… My best skills are at Chemistry and English. ………. In the future, I want to be a doctor, because …….. I believe my education background and experiences will make a good implication for my future carrier. The knowledge of chemistry will help me in doing an experiment …… And I can use English for the result. And then after joining many organizations I learn about problem solving, leadership, and many others. 

17.What is the meaning of success for you and how you judge yourself successful? / What is your objective for your school? / What do you want to work for your school? Tips: jangan melihat keberhasilan dari faktor luar. Buat apa defines sukses tersebut. Dan sebutkan contoh-contoh kesuksesan yang sudah dicapai. 

Contoh …… I’d like to give my contribution and to add good values to the school I am learning for. …… To achieve my goal, self-determination is really important. If you want something then you have to try to get it and give all that you have. 

18.What experience do you have in this organization?/ Are you team player?/ Do you like to work alone or in a team? …….. I learn a lot about team work. I learn that team work is not only for the people in the same level or in the same organization. So, I am learning the team work as a school team. Since I am good in managing people and making close relation towards other people, I am sure that I can create a school team. I can do both. I enjoy both but it depends on what I do. I usually need time by myself to calculate, to plan, and to analyze things. But afterwards, I’d be ready to discuss things with others. (I like working with people and enjoy group projects, but I am also a self-starter who doesn’t mind working on my own. 

19.What do you know about this competition? 

20.Why should the school choose you as the candidate of your school? This selection has many criteria for participants in order to select the best candidate to represent Bali in the national level. And the selection is started from school level. The headmaster chooses the best candidate his or her school in term of many aspects which is the criteria in the province level and also national level. I’m sure my school had selected the best students with all of the criteria and I think that is me. In this semester I’m the best students of my school beside also have good attitude. That’s why my school chooses me as its candidate. 

21.Why do you want to practice in joining “….” selection? Contoh: Challenge (tantangan) Achievement (prestasi) Recognition (pengakuan diri) 

 22. What motivates you to do your best in your job in the organization? I like challenge. Is motivates me to do many kinds of job when I am in organization, although it is so hard to do. But I believe there is nothing that can be done. Every problem must have their solution. So, just do what we can do, we will solve every problem we face in organization and also in our life. Because problems are the color of our life, no body lives without problem. 

 23. What kind of person would you refuse to work with? There is no person’s character that I don’t want to work with. I can work with everyone. Sometimes I fine someone who can’t work well with me. But, I still can work with them. With the characteristics of my leadership, so far until this time I and also my friends in organization always can do our duties well. As what I’ve said before it is a challenges which will improve our self, neither in personality nor in our social life. 

24. Tell me about a problem you had with your teacher/friends? Have you ever had difficulty with your headmaster or teachers? Tips: Jangan menjelakkan orang lain (guru/kepala sekolah) …… Actually, I don’t have any difficulties with the headmaster or teacher when I am as an OSIS leader but I have problem with the students/my friends. I had a little bit difficult to manage them, dealing with their attitude. I tried to become their friend to be closer with them and then I could manage them easily. 

25. What is your greatest strength?/Tell me a story that shows your strength / Explain how you would be an asset to your school?/ Why should your school choose you as the candidate of your school? Tips: 
Jangan arogan, tetap sopan. 
Tonjolkan bisa bekerja di bawah tekanan, dan teamwork ability. My ability to work under pressure, it makes me work harder…… my ability to prioritize, my problem-solving skills, my ability to focus on projects, my professional expertise, my leadership, my positive attitude. There was a day when my teachers gave me a pile of task to do, and I had to finish it that day. The tasks were ………… , …….., and …….. And I could finish it on time. I handled it by distinguishing between the most important tasks and least one. Even though I had to miss my lunch for the retype tasks. 

28. What is your greatest weakness? / I wonder, do you have any weaknesses? Mm…. I don’t think I have weakness as an OSIS leader. Maybe my only weaknesses was that I couldn’t stop until have finished it. I want it to be perfect. That way I’m forced to organize the time and tasks. Atau …”I tend to expect others to work as hard as I do”, atau I’m a bit of a perfectionist. I’ve trouble in delegating duties to others because I felt I could do things better myself. This has sometimes backfired because I’d end up with more than I could handle and the quality of my work would suffer. But I’ve been learning effective delegation techniques at OSIS and I feel I’ve overcome this weakness.

29. What has disappointed you about the task/job? The jobs which is not enough of a challenge. 
30. What is more important for you: the money or the work? Money is always important, but the work is the most important. 
31. What have you learned from mistakes on the job? 
32. What is the toughest problem you’ve had to face, and how did you overcome it? Further about Pemilihan Siswa Berprestasi 2011, here

Senin, 21 Januari 2013

The Ugly Duckling

Sumary (Ringkasan) When the tale begins, a mother duck's eggs hatch. One of the little birds is perceived by the duck’s surroundings as a homely little creature and suffers much verbal and physical abuse from the other birds and animals on the farm. He wanders sadly from the barnyard and lives with wild ducks and geese until hunters slaughter the flocks. He finds a home with an old woman but her cat and then tease him mercilessly and again he sets off on his own. He sees a flock of migrating wild swans; he is delighted and excited but he cannot join them for he is too young and cannot fly. Winter arrives. A farmer finds and carries the freezing little bird home, but the foundling is frightened by the farmer’s noisy children and flees the house. He spends a miserable winter alone in the outdoors mostly hiding in a cave on the lake that partly freezes over. When spring arrives a flock of swans descends on the now thawing lake. The ugly duckling, now having fully grown and matured cannot endure a life of solitude and hardship any more and decides to throw himself at the flock of swans deciding that it is better to be killed by such beautiful birds than to live a life of ugliness and misery. He is shocked when the swans welcome and accept him, only to realize by looking at his reflection in the water that he has grown into one of them. The flock takes to the air and the ugly duckling spreads his beautiful large wings and takes flight with the rest of his new family. Untuk cerita lengkap, klik disini atau http://hca.gilead.org.il/ugly_duc.html