BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai jumlah penduduk nomor 4 terbanyak di dunia. Dengan jumlah penduduk yang dimikian banyak, banyak sekali terjadi aktivitas-aktivitas di dalamnya.
Kehidupan manusia di zaman modern ini tidak dapat dibayangkan tanpa minyak bumi. Minyak bumi merupakan sumber energi yang utama bagi kehidupan manusia, terutama dibidang industri dan transportasi. Dewasa ini minyak bumi, termasuk gas alam, merupakan sumber utama energi dunia (meliputi 65, 5 % dari konsumsi lainnya seperti panas bumi (geothermal) kayu bakar, cahaya matahari, energi nuklir, dan lain sebagainya. Meskipun kini para ilmuan berusaha mengembangkan energi nuklir dan energi surya, diperkirakan sampai pertengahan abad ke-21, minyak bumi tetap memegang peranan penting.
Dalam kehidupan sehari-hari, minyak bumi dapat ditemukan dalam berbagai wujud dan fungsinyapun berbeda-beda. Seperti sebagai bahan bakar (LPG, minyak tanah, bensin, solar) dan sebagai bahan baku beberapa industri (plastik dan pupuk).
Bahan bakar adalah material dengan suatu jenis energi yang bisa diubah menjadi energi berguna lainnya. Bahan bakar dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.1.1 Bahan bakar padat
Ada berbagai jenis bahan bakar padat. Bahan bakar padat. Bahan bakar padat termasuk batu bara dan kayu. Seluruh jenis tersebut dapat terbakar, dan menciptakan api dan panas. Batu bara dibakar di dalam kereta uap untuk memanaskan air sehingga menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi. Kayu umumnya digunakan untuk pemanasan domestik dan industri.
1.1.2 Bahan bakar cair dan gas
Bahan bakar yang non-solid (tidak padat) termasuk minyak dan gas (keduanya mempunyai subjenis yang beragam di antaranya adalah bahan bakar alam dan bensin). Bahan bakar yang sekarang merupakan bahan bakar yang memiliki potensi besar ialah Hidrogen. Hidrongen adalah suatu bahan bakar yang unsur pembentuk utamanya adalah air dan gas. Kita ketahui bersama bahwa air memiliki jumlah yang begitu besar maka air bisa dikategorikan sebagai energi terbarukan. Hidrongen (H2) didapatkan dari senyawa H2O yang jika diuraikan H2 dan O2. Kekurangan dari pada bahan bakar hidrogen ialah pengelolahannya yang cukup rumit tapi bila dimasukkan dalam blans energi tetap menguntungkan, ini dikarenakan adanya energi yang dipakai untuk menghasilkan energi baru.
1.1.3 Bahan bakar nuklir
Dalam suatu reaktor nuklir, reaksi nuklir bahan bakar yang radioaktif akan melalui pemecahan nuklir. Hasil dari proses ini adalah sumber energi tanpa proses pembakaran
Mayoritas penduduk Indonesia, hanya mengetahui bagaimana menggunakan minyak bumi atau singkatnya manusia tidak tahu asal-usul minyak bumi dan bagaimana pengolahannya sehingga mereka bisa memanfaatkannya dalam kehidupannya sebagai bahan bakar. Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil
Dalam pemanfaatannya, minyak bumi dapat memberikan dampak negatif dan dampak positif bagi manusia. Dalam pemanfaatan minyak bumi, khsusunya sebagai bahan bakar, manusia sering tidak memperhatikan lingkungan, sehingga pemanfaatan minyak bumi tersebut akan berdampak negatif bagi lingkungan.
Penggunaan minyak bumi yang tidak sesuai aturan atau yang semaunya akan berakibat pada kelangkaan minyak bumi itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa minyak bumi adalah salah satu sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbaharui atau non-renewable resources, maka kita sebagai manusia yang telah dianugerahi akal, budi, dan pikiran harus dapat mengolah, memanfaatkan minyak bumi dengan sebaik-baiknya, kita harus dapat meminimalkan penggunaan minyak bumi dengan mencari penggantinya demi kelangsungan kehidupan di masa depan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan perumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimanakah proses pembentukan minyak bumi?
1.2.2 Bagaimanakah proses pengolahan minyak bumi hingga siap digunakan untuk menunjang aktivitas manusia?
1.2.3 Apa dampak yang ditimbulkan dari penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia dan bagaimana penanggulangannya?
1.2.4 Mengapa terjadi kelangkaan minya bumi?
1.2.5 Dampak apa yang ditimbulkan dari kelangkaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia dan bagaimana usaha penanggulangan terhadap kelangkaannya?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan tulisan ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui proses pembentukan minyak bumi.
1.3.2 Untuk mengetahui proses pengolahan minyak bumi hingga siap digunakan untuk menunjang aktivitas manusia.
1.3.3 Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia dan bagaimana penanggulangannya.
1.3.4 Untuk mengetahui penyebab terjadinya kelangkaan minyak bumi.
1.3.5 Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kelangkaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia dan bagaimana usaha penanggulangan terhadap kelangkaannya.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan tulisan di atas, manfaat yang dapat diperoleh dari tulisan ini adalah:
1.4.1 Dapat mengetahui proses pembentukan minyak bumi.
1.4.2 Dapat mengetahui proses pengolahan minyak bumi hingga siap digunakan untuk menunjang aktivitas manusia.
1.4.3 Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia dan bagaimana penanggulangannya.
1.4.4 Dapat mengetahui penyebab terjadinya kelangkaan minya bumi.
1.4.5 Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kelangkaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia dan bagaimana usaha penanggulangan terhadap kelangkaannya.
1.5 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari melebarnya permasalahan, maka dilakukan pembatasan masalah, yaitu:
1.5.1 Masalah hanya terbatas pada proses pembentukan dan pengolahan minyak bumi, dampak dan cara penanggulangan penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia, serta penyebab, dampak, dan penanggulangan kelangkaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Biodegradable : mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
1.6.2 Biomassa : material tanaman, tumbuh-tumbuhan, atau sisa hasil pertanian yang digunakan sebagai bahan bakar atau sumber bahan bakar.
1.6.3 Campuran : Suatu materi yang terdiri atas beberapa komponen dengan komposisi yang tidak tertentu.
1.6.4 Diagenesis : proses fisika, kimia, dan biologi yang secara umum mengubah sedimen menjadi batuan sedimen.
1.6.5 Emisi : zat, energi dan atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.
1.6.6 Fosil : tulang belulang manusia purba atau hewan atau tumbuhan yang telah membatu.
1.6.7 Geopolimer : material yang dihasilkan dari geosintesis aluminosilikat polimerik dan alkali-silikat yang menghasilkan kerangka polimer SiO4 dan AlO4 yang terikat secara tetrahedral (Davidovits, 1994).
1.6.8 Globigerina : Protista ordo foraminifera yang memiliki rangka tubuh dari zat kapur atau kalsium karbonat (Ca2CO3)
1.6.9 IMF : International Monetary Fund atau dana moneter internasional (kerja sama di bidang keuangan).
1.6.10 Karsinogenik : dapat menyebabkan penyakit kanker.
1.6.11 Katalis : suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri
1.6.12 Larutan : Campuran homogen yang terdiri atas dua zat atau lebih dengan setiap partikel penyusunnya menyebar merata di seluruh bagian larutan.
1.6.13 Nafta : Nafta atau naphtha adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa jenis hidrokarbon cair produk antara kilang minyak yang digunakan terutama sebagai bahan baku produksi komponen bensin oktan tinggi melalui proses reformasi katalitik. Nafta juga digunakan dalam industri petrokimia untuk memproduksi olefin dalam perengkah uap (steam cracker) serta digunakan sebagai pelarut atau solvent dalam industri kimia.
1.6.14 OPEC : Organization of Petroleum Exporting Countries atau organisasi Negara-negara pengekspor minyak.
1.6.15 Peta topografi : peta yang menggambarkan tinggi rendahnya muka bumi. Dari peta topografi kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat secara akurat.
1.6.16 Polirherisasi :
1.6.17 Residu : Residu bahasa lain untuk ampas, yaitu sisa barang yang telah diambil sarinya atau patinya
1.6.18 Senyawa : Gabungan beberapa unsur yang berbeda membentuk zat yang baru.
1.6.19 Senyawa Hidrokarbon : Senyawa yang terbentuk dari persenyawaan antara atom karbon (C) dan atom hidrogen (H).
1.6.20 Suspensi koloidal : juga disebut dispersi koloidal, yaitu campuran dua zat dengan wujud berbeda,
1.6.21 Transesterifikasi Lipid :
1.6.22 Vikositas : daya tekan air
1.6.23 Zat aditif : Menurut Depkes RI dan Permenkes tahun 1976, zat aditif adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan dengan sengaja dan dicampurkan seaktu pengolahan bahan makanan untuk mengingkatkan mutu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi adalah campuran alami, hidrokarbon gas, cair, dan padat. Minyak kuning/cokelat, kental, yang diperoleh dan dari sumber bumi dan fraksi minyak bumi mentah yang menyuling pada 123 -573K (petroleum).
2.2 Proses Pembentukan Minyak Bumi
Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah:
2.2.1 Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrem lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfer beberapa planet lain.
Secara umum dinyatakan seperti dibawah ini: Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses kimia, yaitu:
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot). Reaksi yang terjadi: alkali metal + CO2 karbida karbida + H2O ocetylena C2H2 C6H6 komponen-komponen lain. Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyev) Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam.
2.2.2 Teori Biogenesis (Organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.” Pada mulanya makhluk hidup memproduksi senyawa karbohidrat, protein dan lemak sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan makhluk hidup itu. Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel, membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan, cendawan, jamur, protozoa, bakteri, invertebrata (tidak bertulang belakang) ataupun binatang berdarah dingin dan panas, sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau dalam tanah.
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9 % senyawa karbon dan makhluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1 % senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoir (batuan sarang) dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut, dan ada juga karena perbedaan tekanan di bawah laut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.
Embrio kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak sedap di antara mineral-mineral dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan geopolimer. Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan tetap dengan karakter masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses geologi dalam perut bumi. Pertama akan mengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik dan makhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan terkubur sampai 600 meter saja di bawah permukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50°C.
Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulai kehilangan gugus beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalam pemendaman terjadi, semakin panas lingkungannya, penambahan kedalaman 30-40 m akan menaikkan temperatur 1°C. Di kedalaman lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50-150°C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka geopolimer yang terpendam mulal terurai akibat panas bumi.
Komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk dan senyawa–senyawa karakteristik yang berasal dan makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila kedalaman terus berlanjut ke arah pusat bumi, temperatur semakin naik, dan jika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150°C, maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-sama dengan bio-marka. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan (migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata se-jauh 5 cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu batuan berpori, atau selanjutnya akan bermigrasi membentuk suatu sumur minyak. Apabila dicuplik batuan yang memenjara minyak ini (batuan induk) atau minyak yang terperangkap dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawa-senyawa organik. Fosil-fosil senyawa inilah yang ditentukan strukturnya menggunaan beberapa metoda analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usul fosil, bahan pembentuk, migrasi minyak bumi serta hubungan antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lain dan hubungan minyak bumi dengan batuan induk.
Itulah sebabnya minyak bumi diosebut juga petroleum (bahasa latin petrus = batu, oleum = minyak). Hal ini menunjukan bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources).
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfer dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2).
Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfer berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfer oleh organisme fotosintetik darat dan laut. CO2 yang tidak kembali ke atmosfer mengalami transformasi yang akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil sekali. Hal ini terjadi karena bahan organik yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada arah yang kedua, CO2 dibebaskan kembali ke atmosfer melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik yaitu:
a. Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi, ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
b. Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dan sebagainya.
c. Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
d. Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
e. Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
f. Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut, teori yang sering dikemukakan adalah Teori Biogenesis, karena lebih bisa membuktikan tentang pembentukan minyak bumi. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul The Occurrence and Origin of Oil and Gas menyatakan bahwa: “The type of oil is dependent on the position in the depositional basin, and that the oils become lighter in going basinward in any horizon. It certainly seems likely that the depositional environment would determine the type of oil formed and could exert an influence on the character of the oil for a long time, even thought there is evolution.”
Secara umum, proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
2.2.1 Pembentukan
a. Pengumpulan zat organik dalam sedimen
b. Pengawetan zat organik dalam sedimen
c. Transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2.2.2 Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap.
2.2.3 Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan minyak dan juga kedalaman sumur. Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon. Empat alkana teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan C4H10 (butana), semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°, dan +31.1° F). Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih. Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk cepat-kering lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26 dicampur bersama dan digunakan untuk bensin. Minyak tanah terbuat dari rantai di wilayah C10. Minyak pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk Vaseline®) berada di antara C16 sampai ke C20. Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari lilin, kemudian tar, dan bitumen aspal.
Dalam minyak bumi parafinik ringan mengandung hidrokarbon tidak kurang dari 97 % sedangkan dalam jenis asphaltik berat paling rendah 50 %.
Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan atas hasil analisa, komponen hidrokarbon yang terdapat dalam minyak mentah diperoleh data sebagai berikut:
2.2.1 Karbon (C2) : 83,0-87,0 %
2.2.3 Nitrogen (N2) : 0,1-2,0 %
2.2.4 Oksigen (O2) : 0,05-1,5 %
2.2.5 Sulfur (S2) : 0,05-6,0 %
Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atas beberapa golongan, yaitu:
2.2.1 Golongan parafinik
2.2.2 Golongan naphthenik
2.2.3 Golongan aromatik
2.2.4 Olefinik (umumnya tidak ditemukan dalam crude oil, demikian juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang).
Oleh karena minyak bumi terbentuk dari fosil tumbuhan dan hewan, maka dalam minyak bumi tercampur juga sejumlah senyawaan non-hidrokarbon, yaitu senyawa yang mengandung nitrogen, oksigen, dan belerang. Crude oil juga mengandung, terutama senyawaan Sulfur, senyawaan Nitrogen, senyawaan Oksigen, senyawaan Organo Metalik (dalam jumlah kecil/trace sebagai larutan) dan garam-garam anorganik (sebagai suspensi koloidal).
2.2.1 Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitasnya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggi pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.
2.2.2 Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo, disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik.
2.2.3 Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0, 1 - 0, 9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum/getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen kelas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
2.2.4 Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbin, adanya konstituen logam terutama Vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbin. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.
Masing-masing fraksi minyak bumi yang telah dipisahkan satu sama lain segera mengalami proses desulfurasi (penghilangan belerang). Belerang perlu dihilangkan sebab:
2.2.1 Belerang menyebabkan bau tak enak pada minyak bumi.
2.2.2 Minyak bumi yang kadar belerangnya tinggi, dapat menghilangkan asam sulfat yang akan menyebabkan perkaratan (korosi) pada mesin. Proses desulfurasi ini biasanya dengan mengalirkan minyak bumi melalui larutan NaOH serta larutan Na Plumbit (Na2PbO2).
Sebagai penunjuk letak minyak bumi dapat memanfaatkan lapisan tanah globigerina. Lapisan tanah globigerina merupakan hasil endapan fosil rangka globigerina yang telah terpendam selama jutaan tahun di dasar laut.
2.3 Pengolahan Minyak Bumi
Agar dapat diolah menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut ke Kilang menggunakan kapal, pipa, mobil tanki atau kereta api. Didalam Kilang, minyak bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secara fisika berdasarkan trayek titik didihnya (distilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan residu (aspal) berada pada dasar kolom fraksinasi. Setiap trayek titik didih disebut “Fraksi,” misal:
0-50°C : Gas
50-85°C : Gasoline
85-105°C : Kerosin
105-135° : Solar
> 135°C : Residu (Umpan proses lebih lanjut)
50-85°C : Gasoline
85-105°C : Kerosin
105-135° : Solar
> 135°C : Residu (Umpan proses lebih lanjut)
Pengolahan minyak bumi dari dasar laur hingga menjadi bahan-bahan yang bermanfaat terdiri dari berbagai tahapan, yaitu sebagai berikut:
2.3.1 Eksplorasi (Exploration)
Ekplorasi adalah upaya untuk mencari daerah yang mengandung minyak bumi dan diperkirakan cadangan minyaknya. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan cara membuat peta topografi hasil pemotretan dari udara. Langkah selanjutnya adalah:
a. Setelah mengetahui daerah-daerah yang akan diselidiki, para ahli geologi menyelidiki contoh-contoh batuan atau lapisan batuan yang terdapat di permukaan karang atau tebing-tebing. Pemeriksaan itu dilakukan di laboratorium.
b. Penyelidikan geofisika. Penyelidikan geofisika atau yang dikenal dengan kegiatan seismik. Para ahli membuat semacam gempa kecil di bawah tanah yang akan mengasilkan gelombang-geombang meuju dasar laut. Gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke bumi sehingga lokasi daerah yang mengandung minyak bumi dapat diperkirakan.
2.3.2 Eksploitasi (Exploitation)
Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan untuk mengambil minyak bumi yang akan diolah. Kegiatan utama eksploitasi adalah pengeboran. Pengeboran ini dapat dilakukan di lepas pantai dan di tengah laut, tergantung pada letak cadangan minyak bumi.
Pengeboran akan menghasilkan minyak bumi dalam keadaan mentah, yaitu dengan ciri-ciri berbentuk cairan kental, berwarna hitam, dan belum dapat dimanfaatkan.
Minyak mentah (crude oil) merupakan campuran yang mengandung ratusan senyawa hidrokarbon, misalnya alkana, alkena, alkuna, aromatik, dan naftalena. Jumlah atom karbon dan titik didih pada masing-masing senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah berbeda-beda.
Selain minyak mentah, hasil pengeboran minyak juga akan menghasilkan air (H2O), sulfur (S2), Nitrogen (N2), oksigen (O2), logam, dan garam.
Data tentang komposisi zat-zat yang terkandung dalam minyak mentah:
Zat | Persentase (%) |
Karbon (C2) | 84 |
Hidrogen (H2) | 14 |
Sulfur (S2) | 1-3 |
Nitrogen (N2) | <1 |
Oksigen (O2) | <1 |
Logam | <1 |
Garam | <1 |
2.3.3 Pemisahan (Separation)
Hasil pengeboran minyak, yaitu berupa minyak mentah harus dipisahkan agar dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Metode yang digunakan adalah distilasi bertingkat. Metode distilasi bertingkat adalah metode pemisahan campuran yang digunakan untuk memisahkan zat-zat penyusun suatu campuran berupa larutan berdasarkan perbedaam titik didih.
Pemilihan metode tersebut didasarkan pada kandungan minyak mentah yang terdiri dari berbagai senyawa misalnya alkana, alkena, alkuna, aromatik, dan naftalena. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda, semakin panjang rantai karbon, semakin tinggi titik didihnya.
Langkah-langkah pemisahan minyak mentah dengan metode distilasi bertinkat adalah sebagai berikut:
a. Minyak mentah dipanaskan hingga mencapai suhu 500-600oC. Pemanasan dilakukan di dalam pemanas (boiler) dengan menggunakan uap air bertekanan tinggi.
b. Hasil pemanasan minyak mentah berupa uap minyak dialirkan ke
dasar menara distilasi.
c. Uap minyak akan bergerak naik melewati pelat-pelat yang terdapat dalam menara.
d. Pada saat mencapai suhu tertentu sesuai titik didihnya. Uap minyak akan berubah menjadi zat cair. Perubahan dari zat gas menjadi zat cair disebut kondensasi. Zat cair hasil kondensasi itu disebut fraksi.
Komposisi zat-zat yang terkandung dalam minyak bumi:
Fraksi minyak bumi | Jumlah atom karbon (C) | Titik didih (oC) | Senyawa Hidrokarbon |
Gas | 1-4 | <20 | Metana, etana, propana, butane |
Nafta | 5-10 | 27-177 | Alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena. |
Kerosin | 10-15 | 177-293 | Alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena |
Minyak gas ringan | 13-18 | 204-343 | Alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena |
Minyak gas | 16-40 | 315-565 | Alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena |
Residu bitumen | >40 | >565 | - |
Selain minyak mentah, terdapat juga air, sulfur, nitrogen, logam, dan garam. Zat-zat pengotor tersebut dipisahkan dengan menggunakan metode dehidrosulfurisasi (menghilangkan sulfur (belerang)) dan demetalisasi (menghilangkan logam).
c. minyak berat: 100 - 150 °C (bahan bakar mobil)
d. minyak tanah ringan: 120 - 150 °C (pelarut dan bahan bakar untuk rumah tangga)
Selain dengan distilasi, pemisahan minyak bumi juga dapat dilakukan dengan:
a. Absorpsi
Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih tinggi dengan gas. Minyak gas digunakan untuk menyerap gasolin alami dari gas-gas basah. Gas-gas dikeluarkan dari tank penyimpanan gas sebagai hasil dari pemanasan matahari yang kemudian diserap ulang oleh tanaman. Steam stripping pada umumnya digunakan untuk mengabsorpsi hidrokarbon fraksi ringan dan memperbaiki kapasitas absorpsi minyak gas. Proses ini dilakukan terutama dalam hal-hal sebagai berikut:
Untuk mendapatkan fraksi-fraksi gasolin alami yang dapat dicampurkan pada bensin.
Untuk pemisahan gas-gas rekahan dalam suatu fraksi yang sangat ringan (misalnya fraksi yang terdiri dari zat hidrogen, metana, etana) dan fraksi yang lebih berat yaitu yang mempunyai komponen-komponen yang lebih tinggi.
Untuk menghasilkan bensin-bensin yang dapat dipakai dari berbagai gas ampas dari suatu instalasi penghalus.
b. Adsorpsi
Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material berat dari gas. Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian minyak adalah:
Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural gasoline) dari gas-gas buni, dalam hal ini digunakan arang aktif.
Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna dan hal-hal lain yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan tanah liat untuk menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).
c. Filtrasi (Filtration)
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang mengandung destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk decolorisasi fraksi.
d. Kristalisasi (Cristalization)
Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan ukuran kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak diinginkan dipindahkan dan menjadi lilin mikrokristalin yang diperdagangkan.
e. Ekstraksi
Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan tertentu dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang berbeda.
2.3.4 Pengubahan (Convertion)
Proses pengubahan atau konversi dilakukan untuk mengubah struktur suatu fraksi menjadi struktur fraksi yang diinginkan. Jenis-jenis konversi tersebut antara lain:
Proses konversi | Penjelasan | Contoh |
Perengkahan (cracking) | Molekul dasar dipecah menjadi molekul-molekul kecil. | Fraksi minyak berat dan minyak peljjumas diubah menjadi fraksi bensin. |
Penyusunan ulang (reforming) | Rantai lurus diubah strukturnya menjadi rantai bercabang. | n-oktana diubah menjadi iso-oktana. |
Alkilasi | Molekul-molekul kecil bergabung menjadi molekul yang besar. | Propena dan butana bergabung membentuk heptana. |
Cooking | Residu padat diubah menjadi fraksi gas. | |
2.4 Pemanfaatan Minyak Bumi sebagai Bahan Bakar
2.4.1 Jenis-jenis Minyak Bumi yang Dimanfaatkan sebagai Bahan Bakar di Indonesia
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari penggunaan bahan bakar. Berikut adalah beberapa jenis bahan bakar yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari:
a. LPG (Liquefied Petroleum Gas (Gas minyak bumi yang dicairkan))
LPG merupakan campuran dari berbaga unsur hidrokarbon yang berasal dari fraksi gas hasil penyulingan minyak mentah. Komponen LPG yang jumlahnya banyak adalah propana (C3H8) dan butana (C4H10). LPG juga mengandung hidrokarbon lainnya, seperti etana (C4H6) dan pentana (C5H12).
Senyawa alkana yang terdapat dalam LPG berwujud gas dalam suhu kamar. LPG dibuat dalam bentuk cair karena volume LPG dalam bentuk cair lebih kecil di bandingkan dengan bentuk gas untuk berat yang sama. Pengubahan wujud LPG dari gas menjadi cair dilakukan dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya. LPG banyak digunakan untuk berbagai keperluan, seperti bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar kompor masak dan bahan pendingin.
b. Kerosin (Kerosene)
Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari minyak mentah pada 150oC dan 275oC (rantai karbon C12 sampai C15). Pemakaian kerosin sebagai penerangan di negara-negara maju semakin berkurang, sekarang kerosin digunakan untuk pemanasan. Pemakaian terpenting dari kerosin antara lain:
Bahan bakar pesawat terbang
Kualitas kerosin yang digunakan untuk bahan bakar pesawat terbang lebih baik daripada yang digunakan untuk keperluan laun. Kerosin yang digunakan untuk bahan bakar pesawat terbang disebut avtur/bensol.
Minyak Lampu.
Kerosin sebagai minyak lampu dihasilkan dengan jalan penyulingan langsung, sifatsifat yang harus diperhatikan bila kerosin digunakan sebagai minyak lampu adalah:
Warna, kerosin dibagai dalam berbagai kelas warna:
§ Water spirit (tidak berwarna)
§ Prime spirit
§ Standard spirit
Di India, pemakai di pedalaman tidak mau membeli kerosin putih karena mengira ini adalah air dan mengira hanya yang berwarna kuning atau sawo matang saja yang dapat membakar dengan baik.
Sifat bakar, nyala kerosin tergantung pada susunan kimia dari minyak tanah:
§ Jika mengandung banyak aromatik maka apinya tidak dapat dibesarkan karena apinya mulai berarang.
§ Alkana-alkana memiliki nyala api yang paling baik.
§ Sifat bakar napthalen terletak antara aromatik dan alkana.
Vikositas. Minyak dalam lampu kerosin mengalir ke sumbu karena adanya gaya kapiler dalam saluran-saluran sempit antara serat-serat sumbu. Aliran kerosin tergantung pada vikositas yaitu jika minyak cair kental dan lampu mempunyai tinggi-naik yang besar maka api akan tetap rendah dan sumbu menjadi arang (hangus) karena kekurangan minyak.
Kadar belerang. Kadar belerang kerosin Sama seperti kadar belerang pada bensin.
Bahan bakar untuk pemanasan untuk memasak
Macam-macam alat pembakar kerosin:
Alat pembakar dengan sumbu gepeng: baunya tidak enak.
Alat pembakar dengan sumbu bulat: mempunyai pengisian hawa yang dipusatkan.
Alat pembakar dengan pengabutan tekan: merek dagang primus
Bahan bakar motor
Motor-motor yang menggunakan kerosin sebagai bahan bakar adalah:
Alat-alat pertanian (traktor).
Kapal perikanan.
Pesawat penerangan listrik kecil.
Motor ini selain memiliki sebuah karburator juga mempunyai alat penguap untuk kerosin. Motor ini jalannya dimulai dengan bensin dan dilanjutkan dengan kerosin kalau alat penguap sudah cukup panas. Motor ini akan berjalan dengan baik bila kadar aromatik didalam bensin tinggi.
Selain sebagai bahan bakar, kerosin juga bermanfaat sebagai:
Bahan pelarut untuk bitumen
Kerosin jenis white spirit sering digunakan sebagai pelarut untuk bitumen aspal.
Bahan pelarut untuk insektisida
Bubuk serangga dibuat dari bunga Chrysant (Pyerlhrum cinerarieotollum) yang telah dikeringkan dan dihaluskan, Sebagai bahan pelarut digunakan kerosin. Untuk keperluan ini, kerosin harus mempunyai bau yang enak atau biasanya obat semprot itu mengandung bahan pengharum.
c. Bensin
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling banyak digunakan. Bensin dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain yaitu:
Penyulingan langsung dari minyak bumi (bensin straight run), dimana kualitasnya tergantung pada susunan kimia dari bahan-bahan dasar. Bila mengandung banyak aromatik-aromatik dan napthen-naphten akan menghasilkan bensin yang tidak mengetok (anti knocking).
Merengkah (cracking) dari hasil-hasil minyak bumi berat, misalnya dari minyak gas dan residu.
Merengkah bensin berat dari kualitas yang kurang baik (retor Ming).
Sintesis dari zat-zat berkarbon rendah.
Bensin mengandung senyawa hidrokarbon dengan jumlah atom karbon antara 5 hingga 12 yang berasal dari fraksi nafta dan fraksi minyak gas berat hasil penyulingan minyak bumi. Senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam bensin dapat berupa alkana rantai lurus, alkana rantai bercabang, sikloalkana, aromatik, dan alkena.
Bensin biasanya digunakan sebagai:
Bahan bakar motor
Sebagai bahan bakar motor, ada beberapa sifat yang diperhatikan untuk menentukan baik atau tidaknya bensin tersebut.
Keadaan terbang (titik embun). Gangguan yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas didalam karburator dari sebuah motor yang disebabkan oleh adanya kadar yang terlalu tinggi dari fraksi-fraksi yang sangat ringan dalam bensin. Hal ini terutama disebabkan oleh terlalu banyaknya propana dan butana yang berasal dari bensin. Gelembung-gelembung gas yang terdapat dalam keadaan tertentu dapat menutup lubang-lubang perecik yang sempit dan pengisian bensin akan terhenti.
Kecendrungan mengetok (knocking). Ketika rasio tekanan dari motor relatif tinggi, pembakaran bisa menyebabkan peletusan (peledakan) didalam silinder, sehingga:
§ Timbulnya kebisingan knock
§ Kekuatan berkurang
§ Menyebabkan kerusakan mesin
Hidrokarbon rantai bercabang dan aromatik sangat mengurangi kecendrungan dari bahan bakar yang menyebabkan knocking, misalnya 2,2,4 -trimetil pentana (iso-oktan) adalah anti knock fuels. Harga yang tinggi dari bilangan oktan mengakibatkan makin baik melawan knocking. Mesin automibile modern memerlukan bahan bakar dengan bilangan oktan antara 90 dan 100, semakin tinggi rasio penekanan (compression) maka diperlukan bilangan oktan yang tinggi pula. Bilangan oktan dapat dinaikkan dengan menambahkan beberapa substansi, antara lain Tetra Ethyl Lead (TEL) dan feframefyl lead (l-MI) yang ditambahkan dalam bensin dengan kuantitas yang kecil karena dikuatirkan apabila ditambahkan terlalu banyak efek timah bagi lingkungan. TEL (Pb(C2H5)4) dibuat dari campuran timah hitam dengan natrium dan etilklorida, reaksinya :
Pb + 4Na + 4C2H5CI à Pb (C2H5)4 + 4 NaCI
Keadaan "damar" dan stabilitas penyimpanan. Damar dapat terbentuk karena adanya alkena-alkena yang mempunyai satu ikatan ganda sehingga berpotensi untuk berpolirherisasi membentuk molekul-molekul yang lebih besar. Pembentukan damar ini dipercepat oleh adanya zat asam di udara, seperti peroksiden. Kerugian yang disebabkan oleh pembentukan damar ini antara lain;
§ Bahan ini dapat menempel pada beberapa tempat dalam motor, antara lain saluran-saluran gas dan pada kutub yang dapat mengakibatkan kerusakan pada motor.
§ Menurunkan bilangan oktan karena hilangnya alkena-alkena dari bensin. Pembentukan damar dapat dicegah dengan penambahan senyawa-senyawa dari tipe poliphenol dan aminophenol, seperti hidroquinon dan p-aminophen.
Titik beku. Jika dalam bensin terdapat prosentasi yang tinggi dari aromatik-aromatik tertentu maka pada waktu pendinginan, aromatik itu akan mengkristal dari mengakibatkan tertutupnya lubang-lubang alai penyemprotan dalam karburator. Titik beku ini terutama dipengaruhi oleh benzen (titik beku benzen murni ± 5ºC).
Kadar belerang. Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang terlalu tinggi, adalah:
§ Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.
§ Mengakibatkan korosi dari bagian-bagian logam, seperti rusaknya silinder-silinder yang disebabkan oleh asam yang mengembun pada dinding silinder.
§ Mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap bilangan oktan.
Bahan bakar penerangan dan pemanasan
Bensin digunakan pada lampu-lampu tambang dimana tidak terdapat tenaga listrik. Dan sebagai pemanas digunakan pada:
Lampu soldir dan lampu pembakar cat.
Penghangus yang dapat menghilangkan serat-serat yang menonjol dari tenunan dan rambut kulit.
Selain sebagai bahan bakar, kerosin juga bermanfaat sebagai:
Bahan Ekstraksi, Pelarut dan Pembersih
Sebelum digunakan sebaagi pengekstraksi bensin di fraksinasi dengan destilasi bertingkat menjadi fraksi yang lebih kecil. Bensin biasanya digunakan untuk mengekstraksi berbagai bahan, seperti minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak kelapa dan bahan-bahan alam lain.
Sebagai bahan pelarut bagi karet digunakan fraksi dengan titik didih antara 80 -130°C dan 100 -130°C. Larutan karet ini biasanya digunakan untuk:
Mencelupkan kanvas pada pembuatan ban.
Melekatkan karet.
Perekat-perekat untuk industri sepatu.
Larutan untuk pasta-pasta karet untuk memadatkan dan melaburkan tenunan.
Bensin juga dapat digunakan sebagai bahan pembersih yaitu membersihkan secara kimia dengan cara diuapkan. Keuntungan menggunakan bensin sebagai bahan pembersih adalah:
Bensin memiliki titik didih rendah sehingga barang-barang yang dicuci lekas menjadi kering dan baunya cepat hilang.
Tidak mudah terbakar di ruang terbuka.
Kualitas dari bahan wol tahan terhadap ini.
Kualitas bensin dinyatakan dengan bilangan oktan, yaitu bilangan yang menyatakan tingkat kemampuan daya bakar bensin. Semakin tinggi bilangan oktan, semakin cepat kemampuan daya bakarnya. Bilangan oktan bahan bakar yang tidak sesuai dengan rasio kompresi mesin akan menimbulkan gejala denotasi. Bahasa bensinnya dikenal dengan sebutan “ngelitik atau knocking.” Saat itu, di ruang bakar terjadi tekanan ekstrem yang dapat merusakkan mesin mobil. Nilai bilangan oktan secara matematis dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
|
Bilangan oktan itulah yang membedakan antara bensin kualitas premium dan pertamax. Bilangan oktan bensin pertamax (90) lebih tinggi daripada bilangan oktan bensin premium (80).
Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan dengan cara:
Menambahkan Tetra Ethyl Lead (TEL) dan mengubah struktur senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam bensin. TEL ditemukan oleh ilmuwan Amerika, Thomas Midgley. Pembakaran bensin yang ditambahkan TEL akan mengurangi ketukan pada mesin.
Mengubah struktur senyawa karbon. Urutan senyawa hidrokarbon yang mempunyai bilangan oktan paling tinggi adalah senyawa aromatik, alkena, alkana rantai bercabang, naftalena, sikloalkana, alkana rantai lurus. Prinsip dasar pengingkatan kualitas bensin adalah mengubah senyawa hidrokarbon dengan bilangan oktan tinggi. Cara-cara pengubahannya dapat dilakukan dengan:
Teknik pengubahan | Penjelasan |
Catalytic naphta reforming | Mengubah alkana menjadi senyawa aromatik. |
Fluidized catalytic cracking | Mengubah hidrokarbon rantai panjang yang mempunyai titik didih tinggi menjadi hidrokarbon rantai lebih pendek, sehingga menhasilkan bensin yang mengandung 30% aromatik dan 20-30% alkena. |
Isomerisation | Mengubah alkana rantai lurus menjadi alkana berantai cabang. |
Alkylation | Mereakksikan alkena dengan isobutana untuk menghasilkan isoalkana yang berbilangan oktan tinggi. |
d. Solar
Solar adalah fraksi minyak bumi dengan titik didih antara 250-340oC (fraksi minyak gas ringan). Solar digunakan sebagai bahan bakar kendaraan yang menggunakan mesin diesel.
Umumnya, solar mengandung kadar belerang (S) dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana adalah tolak ukur kemudahan menyala atau terbakar dari suatu bahan bakar di dalam mesin diesel.
Saat ini, Pertamna telah memproduksi bahan bakar solar ramah lingkungan dengan nama dagang Pertamina DEX© (Diesel Environment Extra) dengan bilangan setana 53, sedangkan bilangan setana minyak solar umumnya 48. Bahan bakar ramah lingkungan ini memiliki kandungan sulfur maksimum 300 ppm, atau jauh lebih rendah dibandng produk-produk sebelumnya yang memiliki kandungan sulfur maksimum 5.000 ppm.
2.4.2 Dampak Penggunaan Minyak Bumi sebagai Bahan Bakar di Indonesia
Sebagian minyak bumi diolah menjadi bahan bakar. Jadi, dampak penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar lebih besar. Bahan bakar menghasilkan dampak karena di dalam bahan bakar mengandung senyawa lain yang tidak ikut berperan sebagai bahan bakar.
Pembakaran ada dua macam, yaitu:
a. Pembakaran Sempurna
Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana seluruh senyawa yang terdapat dalam bahan bakar terbakar habis (tidak ada yang tersisa), sehingga dari pembakaran tersebut akan menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak membahayakan bagi manusia, antara lain Nitrogen (N2), karbon dioksida (CO2), dan uap air (H2O).
b. Pembakaran Tidak Sempurna
Pembakaran tidak sempurna adalah pembakaran dimana bahan bakarnya tidak terbakar secara sempurna (tidak habis terbakar). Pada pembakaran sempurna akan menghasilkan gas buang berupa karbon monoksia (CO), hidrokarbon atau Volatile Organic Compounds (VOCs), dan oksida nitrogen. Senyawa VOCs dapat bereaksi dengan oksida nitrogen membentuk ozon. Gas-gas tersebut dapat menimbulkan pencemaran (pollution), terutama pencemaran terhadap udara.
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya. Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98.80%, NOx sebesar 73.40% dan HC sebesar 88.90% (Bapedal, 1992).
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah).
Berikut adalah dampak penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar berdasarkan zat-zat hasil aktivitas pembakaran yang dihasilkan:
a. Dampak Partikulat
Partikulat dapat berupa debu, abu jelaga, asap, uap, kabut atau aerosol. Jenis-jenis partikulat dibedakan berdasarkan ukurannya. PM (particulate matter) 10 atau partikel kasar menyatakan ukuran diameternya antara 2.5 mm hingga 10 mm. PM 2.5 atau partikel halus menyatakan ukuran partikulat <2.5 mm.
Parikulat kecil dapat bergabung satu sama lain membentuk partikulat yang besar. Macam-macam zat yang terkandung dalam partikulat adalah karbon (hasil pembakaran tidak sempurna) dan logam timbel (akibat pembakaran bensin bertimbel). Partikulat keluar bersamaan dengan asap hitam tebal hasil pembakaran dari pabrik. Partikulat ini berukuran sangat kecil, sehingga dapat menembus paru-paru dan akan mengganggu organ pernapasan.
b. Dampak Oksida Nitrogen (NOx)
Gas nitrogen oksida dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan saluran pernapasan serta menimbulkan kerusakan paru-paru. Gas NOx terbentuk dari hasil pembakaran tidak sempurna. Gas tersebut bereaksi dengan atmosfer membentuk partikel nitrat yang sangat halus sehingga dapat menembus bagian dalam paru-paru. Jika partikel nitrat tersebut bergabung dengan air, maka akan membentuk asam.
c. Dampak Oksida Sulfur (SOx)
Gas sulfur oksida sukar dideteksi, karena tidak berwarna. Gas ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, pencernaan, sakit kepala, sakit dada, dan saraf, bahkan dapat menyebabkan kematian (diatas batas normal). Gas sulfur oksida dapat menyebabkan hujan asam. Sulfur yang terdapat dalam minyak pelumas juga dapat merusak mesin, masa pakai tidak lama. Gas sulfur oksida juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat melalui proses pembengkakan membrane mukosa karena iritasi sehingga menghambat aliran udara pada saluran pernapasan. Kondisi ini akan menjadi lebih peka terhadap penyakit jantung dan paru-paru maupun para lansia.
d. Dampak Kabon Monoksida (CO)
CO dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna. Pembakaran tidak sempurna ini disebabkan oleh kurangnya O2. Co dapat menyeybabkan turunnya berat janin, meningkatkan jumlah kematian bayi, dan kerusakan otak.
e. Dampak Logam Timbel
Angkan oktan dapat dinaikkan dengan penambahan TEL. tetapi TEL dapat menyebabkan pencemaran logam timbel. Efek TEL ini bergantung pada umur seseorang, oleh karena itu sebagian korbannya adalah anak-anak. Bagi wanita dewasa, timbel dapat menggaggu daur menstruasi. Menimbulkan resiko bayi lahir di bawah berat normal. Bagi pria dapat mengganggu sistem reproduksi (produksi dan kualitas sprema menurun), libido, dan disfungsi ereksi. Selain itu, timbel juga dapat menyebabkan iritasi paru-paru, mengganggu fungsi ginjal, kanker, kegagalan fungsi organ tubuh, dan berbagai penyakit baru.
f. Dampak Ozon
Ozon merupakan gas beracun dan dapat dideteksi melalui aromanya (sengit). Ozon terbentuk ketika aliran listrik melintas dalam O2. ozon lebih aktif dan pengoksidasi yang baik dibanding oksigen. Ozon biasanya digunakan dalam pemurnian (purification) air, sterilisasi udara, dan pemutihan jenis pakaian tertentu.. di atmosfer, ozon terbentuk dari nitrogen oksida dan gas organik yang dihasilkan dari hasil pemkaran. Ozon dapat menimbulkan kerusakan serius pada tanaman, berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit perbafasan, seperti bronkitis dan asma.
Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan bahan bakar terhadap manusia dan lingkungan:
a. Dampak Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
Dengan membakar bahan bakar fossil, dilepaskan emisi karbon dioksida amat besar ke atmosfer. Dampaknya adalah gejala pemanasan global, yang sekarang semakin terasa. Akibat penggunaan bahan bakar fossil secara besar-besaran, dalam 100 tahun terakhir ini suhu global meningkat rata-rata 0,5 derajat Celsius. Sementara tinggi muka air laut naik rata-rata antara 10 sampai 20 sentimeter. Jika konsumsi bahan bakar fossil tetap seperti laju saat ini, para pakar iklim memperhitungkan, dalam abad mendatang kenaikan suhu global akan mencapai rata-rata 1,4 sampai 5,8 derajat Celsius.
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton
b. Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
c. Dampak Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
Selain dampak terhadap alam dan kehidupan makhluk hidup, penggunaan minyak bumi sebagai bahan baker juga berdampak pada harga minyak di pasar dunia yang meningkat drastis. Hal ini disebabkan karena banyak permintaan akan bahan baker.
2.4.3 Penanggulangan Dampak Penggunaan Minyak Bumi sebagai Bahan Bakar di Indonesia
Melihat begitu banyak dampak negatif yang diakibatkan dari penggunaan minyak bumi, maka kita harus berusahan untuk menganggulanginya, untuk menganggulanginya, hal yang dapat kita lakukan adalah:
a. Menanggulangi Bahaya Timbel
Untuk menanggulangi bahaya timbel, para ilmuwan telah berusaha untuk menemukan pengganti TEL, salah satunya adalah dengan MTBE (Methyl Tersier Buthyl Ether). Namun MTBE juga berbahaya (non-biodegradable, tidak larut dalam air, dan karsinogenik). Oleh karena itu, pemerintah telah mencanangkan program Indonesia Bebas Timbel. Pertamina telah memodifikasi kilang minyaknya untuk menghasilkan bensin bebas timbel. Kilang minyak mempunyai reformer yang dapat menghasilkan HOMC (High Octane Motorgas Component)
b. Mencari bahan bakar alternatif
Isu energi alternatif mengemuka ketika harga minyak mentah mencapai rekor tertinggi dan di isukan bakal menembus $100 per barrel. Produksi dan penggunaan BBM alternatif harus segera direalisasikan untuk menutupi kekurangan terhadap kebutuhan BBM fosil yang semakin meningkat. Bahan bakar alternatif yang banyak dikembangkan antara lain:
Briket Sampah Organik
Membuat briket jenis ini relatif murah dan sederhana. Sampah organik terlebih dahulu dibakar dalam sebuah lubang sampai menjadi arang. Arang lalu ditumbuk, dihaluskan, dan disaring menjadi bubuk. Setelah diberi campuran perekat (tepung kanji), bubuk lalu dicetak.
Dalam prosesnya, hanya arang yang berwarna hitam pekat yang diolah karena lebih berkualitas dalam menghasilkan energi. Arang daun ini ditumbuk hingga halus dan dicampur dengan tepung kanji dengan takaran 1 berbanding 4. Tepung kanji yang digunakan hanya sedikit karena hanya sebagai perekat. Setelah tercampur rata, adonan ini dicetak sesuai kebutuhan dan dijemur hingga kering. Setelah dijemur sampai kadar airnya hilang, terbentuklah briket sampah yang siap pakai.
Selain bisa menggantikan minyak tanah, arang briket juga ramah lingkungan karena tak mengandung zat kimia yang membahayakan. Briket ini juga hemat dan bisa menyala lebih lama, yakni enam jam terus-menerus tanpa perlu dikipasi. Setelah dipakai, ampas briket sampah tetap bermanfaat sebagai pupuk tanaman.
Briket Eceng Gondok
Eceng gondok gemar menutupi permukaan air dengan kecepatan tumbuh yang luar biasa. Repotnya tanaman gulma menyebabkan pendangkalan. Di Cihampelas, Bandung, Kelompok Usaha Briket Bio Power telah mengusahakan pemanfaatan tanaman gulma ini untuk menjadi bahan bakar alternatif.
Pertama, eceng gondok diiris-iris lalu digiling dengan mesin penggiling sederhana. Air perasannya dipisahkan dan bisa dimanfaatkan untuk pupuk. Sementara ini eceng gondok dimanfaatkan untuk pupuk tanaman hias, bukan untuk sayuran, karena khawatir ada B3 Irisan eceng gondok dicampur dengan tanah liat, kapur, dan serbuk gergaji.
Setelah itu, campuran tadi dimasukkan ke dalam silinder pencetak yang berdiameter 15 cm. Setelah dijemur tiga hari, briket eceng gondok pun bisa langsung digunakan. Dengan ditambah sedikit minyak tanah, briket akan segera membara dan siap untuk memasak.
Briket bisa juga dibakar sehingga menjadi bio arang. Dengan kandungan karbon yang lebih tinggi dan kadar air yang terkurangi, mutu bio arang ini lebih baik dibanding briketnya. Selain ramah lingkungan, briket dan bio arang ini lebih harum dan sedikit asapnya.
Sayangnya, waktu menyalanya relatif singkat sekitar 10 menit saja untuk 3-4 briket ataupun bio arang. Namun limbah hasil pembakaran briket atau bio arang masih bisa dimanfaatkan untuk abu gosok atau pembuatan telur asin, sehingga tak ada yang terbuang.
Briket Limbah Kulit Kacang
Pembuatan briket kulit kacang itu dimulai dengan pembakaran. Setelah menjadi arang, kulit kacang yang masih berbentuk utuh lantas digiling. Proses selanjutnya, serbuk arang kulit kacang itu dicampur dengan adonan lem kanji, kemudian dipres untuk dicetak. Pencampuran antara adonan serbuk kulit kacang dengan lem kanji membutuhkan perbandingan 10:1, jadi setiap 10 kilogram serbuk kulit kacang membutuhkan satu kilogram lem kanji agar bisa dipres menjadi cetakan briket yang diinginkan. Setelah briket dicetak, lantas dijemur hingga kering.
Dari keseluruhan proses produksi briket limbah sampah organik itu, pembakaranlah yang memakan waktu cukup lama, kurang lebih sekitar dua hingga dua setengah jam. Saat dilakukan pembakaran itu, kita harus benar-benar memerhatikan keseluruhan prosesnya, tidak bisa ditinggal karena harus terus-menerus diawasi, jangan sampai apinya mati sebab nanti akan gagal. Akan tetapi api itu juga tidak boleh dibiarkan hidup (membesar) karena kulit kacang yang dibakar akan menjadi abu, kalau sudah jadi abu tidak bisa dibikin menjadi serbuk. Gampang-gampang susah, memang. Untuk itu dirinya harus selalu mengamati dengan teliti ketika proses pembakaran itu tengah berlangsung melalui asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut.
Setiap satu tong drum ukuran sedang sanggup memuat 10 kilogram kulit kacang untuk dibakar. Itu, nantinya, akan menghasilkan briket sebanyak 5-6 kilogram. Jika bisa memanfaatkan waktu kerja secara efektif, per hari, bisa menghasilkan hingga dua kuintal briket siap pakai.
Ethanol
Ethanol adalah salah satu bahan bakar alternatif (yang dapat diperbaharui) yang ramah lingkungan yang menghasilkan gas emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bensin atau sejenisnya (sampai 85% lebih rendah).
Pada dasarnya Ethanol dibuat dari jagung atau hasil perkebunan lainya dan sampai saat ini belum ada kendaraan (vehicles) yang didesain khusus untuk dapat menggunakan Ethanol 100%.
Penggunaan Ethanol pada kendaraan biasanya menggunakan 2 jenis Ethanol yaitu Ethanol 10 (E10) yang merupakan campuran antara 10% Ethanol dan 90% bahan bakar bensin dan bisa digunakan hampir di seluruh kendaraan keluaran terbaru (silahkan cek masalah ini ke produsen mobil atau di buku manual kendaraan yang ada).
Ethanol 85 (E85) yang merupakan campuran 85% Ethanol dan 15% bahan bakar bensin. Kendaraan yang bisa menggunakan jenis E85 ini adalah kendaraan yang sudah mempunyai sertifikasi Flex-fuel Vehicles (FFV) yang dikeluarkan oleh produsen mobil.
Beberapa fakta lainnya yang didapatkan antara lain:
Ethanol kurang bertenaga atau 20% lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar yang bisa kita gunakan seperti premium, pertamax dan lainnya. Tetapi ini lebih karena desain mesin yang ada karena pada tes yang dilakukan oleh FORD, Ethanol bahkan bisa memberikan tenaga lebih sekitar 5%.
Pemakain Ethanol (E85) lebih boros sekitar 10-25%. Ethanol (E85) hanya dapat digunakan pada mobil (kendaraan) yang sudah mempunyai sertifikasi Flex-fuel Vehicle (FFV) tetapi pada suatu percobaan terhadap mobil yang belum mempunyai sertifikasi FFV, ternyata mobil (produksi diatas tahun 90-an ketas) dapat dijalankan sejauh 160.000 km lebih tanpa masalah bahkan ada beberapa bagian dari mesin yang terlihat lebih baik setelah menggunakan E85.
Kendaraan yang sudah mempunyai sertifikasi FFV ternyata tidak lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan yang ada pada umumnya (menggunakan bensin).
Harga Ethanol memang lebih murah tetapi tidak sebesar yang dibayangkan yaitu sekitar 15% lebih murah dibandingkan harga bensin tetapi penggunaan Ethanol jelas lebih menguntungkan karena lebih ramah lingkungan dan bahan bakar alternatif yang satu ini dapat diperbaharui (renewable). Dan juga besar kemungkinan harga Ethanol akan semakin turun apabila pengguna Ethanol semakin banyak.
Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.
Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
“Dia” merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena ia merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan infrastruktur sekarang ini.
Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar. Pertumbuhan SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepada konsumen dan juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar.
Pada skala kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng 1 liter yang baru atau bekas. Methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter. Soda api atau NaOH 3.5 gram untuk minyak goreng bersih, jika minyak bekas diperlukan 4.5 gram atau mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas atau FFA yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat pula mempergunakan KOH namun mempunyai harga lebih mahal dan diperlukan 1.4 kali lebih banyak dari soda. Proses pembuatan; Soda api dilarutkan dalam Methanol dan kemudian dimasukan kedalam minyak dipanaskan sekitar 55oC, diaduk dengan cepat selama 15-20 menit kemudian dibiarkan dalam keadaan dingin semalam. Maka akan diperoleh biodiesel pada bagian atas dengan warna jernih kekuningan dan sedikit bagian bawah campuran antara sabun dari FFA, sisa methanol yang tidak bereaksi dan glyserin sekitar 79 ml. Biodiesel yang merupakan cairan kekuningan pada bagian atas dipisahkan dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan bagian bawah dari cairan. Untuk skala besar produk bagian bawah dapat dimurnikan untuk memperoleh gliserin yang berharga mahal, juga sabun dan sisa methanol yang tidak bereaksi.
Biodiesel memiliki beberapa kelebihan dibanding bahan bakar diesel petroleum. Kelebihan tersebut antara lain:
Merupakan bahan bakar yang tidak beracun dan dapat dibiodegradasi (biodegradable)
Mempunyai bilangan setana yang tinggi.
Mengurangi emisi karbon monoksida, hidrokarbon dan NOx.
Terdapat dalam fase cair.
Hingga saat ini setidaknya terdapat empat BBA yang dapat digunakan pada mesin diesel yaitu biodiesel, e-diesel, water-in-diesel emulsion, dan gas-to-liquid diesel fuel. Dari keempat BBA tersebut, biodiesel merupakan yang paling populer saat ini karena kelimpahruahan bahan bakunya.
Biodiesel merupakan campuran bahan bakar diesel (minyak solar) dengan metil ester yang diperoleh dari minyak nabati. Melalui proses transesterification, asam lemak yang berasal dari minyak sawit, minyak jarak, kedelai, biji bunga matahari, maupun jelantah diubah menjadi metil ester. Metil ester ini kemudian dicampur (blend) dengan minyak solar biasa (dalam komposisi tertentu) menjadi Biodiesel. Secara teori, produk transesterification dapat langsung digunakan hingga 100% (dikenal sebagai B100). Sampai saat ini yang umum digunakan adalah B5 hingga B20. Pemerintah Brazil telah mencanangkan penggunaan biodiesel (bahan baku utamanya adalah minyak jarak dan biji bunga matahari) untuk transportasi pada tahun 2005 dengan harapan mendapatkan perbaikan kualitas udara perkotaan, menciptakan lapangan kerja baru di bidang pertanian sehingga secara tidak langsung mengurangi tingkat kemiskinan. Thailand juga telah memasukan penggunaan biodiesel dalam energy saving plan mereka di tahun 2011. Sedangkan di Indonesia, BPPT telah merintis penggunaan biodiesel untuk kendaraan bermotor pada September 2005 sebagai bagian dari Landmark Energy 2020.
Selain kelimpahruahan bahan baku, keuntungan lain yang didapat dari penggunaan biodiesel dalam transportasi adalah sifat pelumasannya yang lebih baik sehingga mengurangi tingkat keausan pada komponen injeksi bahan bakar. Nilai setana (cetane number) yang lebih tinggi juga meningkatkan kualitas pembakarannya diatmbah dengan gas buang yang lebih bersih (particulate matter rendah). Sedangkan nilai minusnya selain ongkos produksinya yang tinggi adalah adanya sedikit peningkatan NOx, pengurangan tenaga mesin (power loss), stabilitas yang rendah (sehingga mengurangi masa simpan dan masa pakai) serta kemampuan alir pada temperatur rendah (cold flow properties) yang buruk. Ketidakstabilan dan cold flow properties yang buruk dapat dikurangi dengan penambahan beberapa zat aditif.
Bahan bakar diesel dikehendaki relatif mudah terbakar sendiri (tanpa harus dipicu dengan letikan api busi) jika disemprotkan ke dalam udara panas bertekanan. Tolok ukur dari sifat ini adalah bilangan setana, yang didefinisikan sebagai % volume n-setana di dalam bahan bakar yang berupa campuran n-setana (n-C16H34) dan α-metil naftalena (α-CH3-C10H7) serta berkualitas pembakaran di dalam mesin diesel standar. n-setana (suatu hidrokarbon berantai lurus) sangat mudah terbakar sendiri dan diberi nilai bilangan setana 100, sedangkan α-metil naftalena (suatu hidrokarbon aromatik bercincin ganda) sangat sukar terbakar dan diberi nilai bilangan setana nol.
Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Jenis Produk yang dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan campuran 95% diesel petrolium dan mengandung 5% CPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME)
c. Melakukan Reboisasi dan Penghijauan
Tumbuhan merupakan organisme autotrof. Tumbuhan mampu mengolah CO2, dimana salah satu hasil pengolahannya itu adalah O2 yang bermanfaat bagi manusia. Untuk mempertinggi kadar O2 di dapat dilakukan reboisasi dan penghijauan. Dengan demikian, dampak atau emisi gas buangan kendaraan yang menggunakan bahan baker fosil sebagai sumber energi dapat diminimalisir.
d. Mengembangkan Mobil Hibrida (Hybrid Car)
Mobil hibrida menggunakan cara kerja dengan menggabungkan bahan bakar (untuk pembakaran internal) dan energi listrik (baterai). Emisi hasil pembakaran internal akan dipakai untuk menggerakkan generator yang menghasilkan listrik kemudian disimpan di dalam baterai. Mobil hibrida dapat menghasilkan energi cadangan yang digunakan untuk jalanan menanjak. Mobil hibrida hemat dalam mengkonsumsi bahan bakar dan juga lebih ramah lingkungan.
Pengembangan mobil hibrida telah dilakukan oleh LIPI. Tanggal 19 Maret lalu telah dilakukan uji coba terhadap mobil hibrida pertama buatan Indonesia. Meski ukurannya relative lebih kecil, namun berperan besar dalam usaha perbaikan lingkungan.
e. Mengembangkan Mobil Listrik
Mobil listrik telah dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang disebut Marlip (Mobil Listrik LIPI). Marlip menggunakan tenaga listrik sebagai tenaga penggeraknya. Karena tidak menggunakan bahan bakar, maka Marlip tidak akan menimbulkan pencemaran udara.
2.5 Kelangkaan Minyak Bumi sebagai Bahan Bakar di Indonesia
Setelah berjaya hampir satu abad, pelan-pelan zaman emas hitam alias minyak Bumi mulai memasuki masa kritis. Walaupun cadangannya di bawah permukaan Bumi ditaksir masih cukup banyak, namun biaya eksplorasi atau penambangannya akan semakin mahal. Selain itu, efek pemanasan global sebagai dampak emisi karbon dioksida dari bahan bakar fossil, kini semakin mencemaskan.
Pemilik cadangan minyak terbesar di dunia, Arab Saudi, ditaksir masih memiliki cadangan sebesar 261 milyar barrel minyak mentah. Atau Irak, yang ditaksir memiliki cadangan sebesar 115 milyar barrel minyak mentah. Dengan kebutuhan dunia saat ini sebesar sekitar 80 juta barrel sehari, perkiraan optimis menyebutkan, minyak Bumi baru akan habis 50 tahun lagi.
Itulah sebabnya, dalam konferensi iklim di Kyoto tahun 1997 lalu, disepakati apa yang disebut Protokol Kyoto untuk pengurangan emisi gas karbon dioksida. Targetnya adalah, sampai tahun 2015 menurunkan emisi gas karbon dioksida rata-rata 5% dibanding emisi tahun 1990. Akan tetapi, target yang moderat inipun ternyata sulit dipenuhi. Sampai dengan konferensi tingkat tinggi energi terbarukan "Renewables 2004" di Bonn, yang digelar belum lama ini, Protokol Kyoto tetap belum dapat diberlakukan secara hukum. Sejumlah negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, seperti AS, menyatakan tidak akan meratifikasi Protokol Kyoto tersebut.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan hasil alamnya. Persediaan atau cadangan energi di Indonesia sesungguhnya sangatlah cukup dan jauh dari kurang. Sebagai gambaran singkat: Cadangan Batu Bara kita sebanyak 30 miliar ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri selama 147 tahun. Gas, 182 triliun kaki kubik, cukup untuk 61 tahun. Dan, Minyak Mentah, sebanyak 8 miliar barrel, cukup untuk 8 tahun. Itu belum termasuk yang di temukan di Irian, Kalimantan, dan Natuna. Serta, cadangan dari sumber-sumber energi lain, non-fosil, yang sesungguhnya kita sangat kaya dan lebih ramah lingkungan dan terbarui seperti microhydro, surya, angin, biomassa, biofuel, panas bumi, dll. Lalu apa yang menyebabkan kelangkaan bahan bakar di Indonesia?
2.5.1 Salah satu strategi kebijakan pemerintah Indonesia untuk membayar hutang beserta bunganya ke IMF dan Bank Dunia, adalah dengan melakukan ekspor minyak bumi dan gas besar-besaran hingga mencapai lebih dari separo cadangan energi fosil yang kita miliki. Kebijakan menjual ketimbang mengolah sendiri ini, jelas ancaman bagi krisis energi, dan seruan bahwa Indonesia pada tahun 2015, akan mengalami krisis, menjadi logis. Kebijakan pemerintah yang dianggap sebagai solusi tentang krisis energi itu, adalah nuklir. Selain pemerintah sudah terjebak oleh hutang untuk proyek pembangunannya, untuk rencana gila ini, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 10 tentang Ketenaganukliran, yang menetapkan BATAN hanya menangani riset dan pengembangan, realisasi proyek dan pengoperasian di kerjakan oleh BUMN, swasta atau koperasi, di bawah koordinasi Departemen Energi dan Sumber Daya Manusia. Sikap seenaknya pemerintah ini semakin parah ketika disaat yang sama pemerintah memohon hutang baru kepada IMF dan World Bank, yang berakhir dengan salah satu point kesepakatannya adalah pemerintah Indonesia harus melakukan pengurangan subsidi BBM sampai nol persen pada tahun 2015. (sumber: Yahoo Answers)
2.5.2 Adanya penyalahgunaan aliran bahan bakar, terutama Minyak Tanah dari daerah yang belum dikonversi ke beberapa daerah yang telah dikonversi.
2.5.3 Selain itu, sepanjang yang kita ikuti di pemberitaan media massa, penyebab terjadinya kelangkaan (Pertamina menyebutnya, pasokan BBM tersendat), antara lain karena adanya perubahan sistem delivery order (DO) dari sistem lama ke sistem online yang menggunakan transaksi melalui bank. Namun, ketika sistem teknologi dan infrastruktur perbankan yang menjadi mitra Pertamina (BRI dan Bank Mandiri) belum siap mendukung sistem online DO yang dikehendaki Pertamina, tentu dalam pelaksanaannya akan menghadapi masalah seperti yang terjadi pekan lalu itu. Apalagi pada akhir tahun lalu sampai awal tahun 2009, sejumlah perbankan libur. Dengan sistem DO yang baru itu, Pertamina bisa mengetahui secara riil kebutuhan dan pasokan BBM di semua SPBU di Tanah Air. Sistem baru itu juga bisa menghindari adanya kebocoran BBM di tengah jalan atau sering juga disebut “mobil Pertamina kencing di jalan.” Tentu masyarakat sebagai konsumen, umumnya tidak mau tahu dengan sumber-sumber penyebab terjadinya kelangkaan itu. Mereka menghendaki agar setiap kali mereka memerlukan BBM, maka BBM itu harus tersedia.
Seiring dengan perkembangan zaman, permintaan akan minyak bumi, terutama yang akan dijadikan bahan bakar semakin banyak. Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), permintaan minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata 1.8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020), permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph. (Sumber data: http://dtwh2.esdm.go.id/dw2007/). Hal tersebut menambah pada menipisnya persediaan minyak bumi, sehingga menyebabkan kelangkaan minyak bumi.
2.5.1 Dampak Kelangkaan Minyak Bumi sebagai Bahan Bakar di Indonesia
Minyak bumi merupakan salah satu faktor yang fundamental bagi kehidupan makhluk hidup, khususnya manusia. Langkanya minyak bumi, khususnya bahan bakar menghambat semua aktivitas yang dilakukan manusia sehari-hari, seperti memasak, transportasi, industri, dan lain-lain. Dengan menipisnya cadangan bahan bakar ini, artinya, harga minyak akan menjadi sangat tinggi di indonesia, dan di harapkan PLTN adalah solusi bagi kita semua. Pergantian teknologi pembangkit listrik ini, jelas akan menaikan tarif dasar listrik (TDL), dan kenaikan ini jelas akan diikuti dengan kenaikan barang-barang pokok lainnya. Faktor lain-nya adalah bahan energi PLTN, uranium, yang selama ini di katakan banyak di dapat di pulau Kalimantan, ternyata melalui hasil studi kelayakan, di anggap tidak sesuai. Karena itu, pemerintah Indonesia menjalin kerjasama dengan Australia, sebagai negara penghasil uranium selain Kanada, pada akhir tahun 2006 lalu.
2.5.2 Penanggulangan Kelangkaan Minyak Bumi sebagai Bahan Bakar di Indonesia
Masalah kelangkaan minyak bumi, khusunya sebagai bahan baker merupakan maslah yang sangat serius. Masalah kelangkaan ini sudah menjadi masalah global. Artinya masalah kelangkaan minyak ini dialami oleh sebagian besar Negara-negara. Mengingat hal itu, maka penanggulangan masalah kelangkaan ini perlu dilakukan oleh semua orang. Tidak hanya dititikberatlkan pada pemerintah, tetapi peran masyarakat juga sangat dibutuhkan.
Langkah-langkah yang seharusnya perlu ditempuh oleh pemerintah mencakup perencanaan jangka panjang adalah pengembangan energi alternatif di samping BBM serta pemeliharaan dan peningkatan stabilitas ekonomi yang mampu mendukung ketersediaan cadangan energi nasional.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menanggulangi kelangkaan minyak bumi sebagai bahan bakara diantaranya:
a. Meningkatkan keamanan dsitribusi BBM melalui pengendalian permintaan BBM. Dsitribusi BBM yang diawasi secara ketat akan memperkecil kesempatan terjadinya penyalahgunaan aliran bahan bakar. Sehingga distribusi bahan bakar dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku.
b. Menghemat penggunaan bahan bakar minyak. Jalan yang dapat ditempuh misalnya dengan mengembangkan bahan bakar alternatif. Dengan adanya bahan bakar alternatif, ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar akan sedikit berkurang. Akibat yang ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar juga dapat dihindari.
c. Mengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), khususnya yang berkaitan dengan pengurangan penggunaan bahan bakar minyak. Seperti pengembangan mobil listrik, mobil hibrida, dan lain sebagainya. Hal ini akan berdampak positif terhadap persediaan minyak bumi, khususnya bahan bakar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan:
3.1.1 Teori mengenai pembentukan minyak bumi ada dua, yaitu teori biogenesis (organik) dan teori abiogenesisi (anorganik). Berdasarkan teori biogenesis, minyak bumi terbentuk dari pengendapan fosil makhluk hidup yang berlangsung selama berjuta-juta tahun lamanya. Berdasarkan teori abiogenesis, minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi (Mandeleyev).
3.1.2 Proses pemebentukan minyak bumi terdiri dari tiga tahap, yaitu pembentukan, mugrasi, dan akumulasi
3.1.3 Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan minyak dan juga kedalaman sumur.
3.1.4 Proses pengolahan minyak bumi hingga siap digunakan untuk menunjang aktivitas manusia terdiri dari berbbagai tahaman, yaitu:
a. Eksplorasi (Exploration)
b. Eksploitasi (Exploitation)
c. Pemisahan (Separation)
Distilasi bertingkat
Absorpsi
Adsorpsi
Filtrasi (Filtration)
Kristalisasi (Cristalization)
Ekstraksi
d. Pengubahan (Convertion)
3.1.5 Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia dan penanggulangannya:
a. Dampak penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia:
Berdasarkan zat-zat hasil aktivitas pembakaran yang dihasilkan:
Dampak Partikulat, yaitu mengganggu organ pernapasan
Dampak Oksida Nitrogen (NOx), yaitu iritasi pada mata, hidung, dan saluran pernapasan, menimbulkan kerusakan paru-paru, serta menimbulkan asam.
Dampak Oksida Sulfur (SOx), yaitu gangguan pernapasan, pencernaan, sakit kepala, sakit dada, saraf, hujan asam, merusak mesin, masa pakai tidak lama, pembengkakan membrane mukosa, penyakit jantung dan paru-paru bahkan dapat menyebabkan kematian (diatas batas normal).
Dampak Kabon Monoksida (CO), yaitu turunnya berat janin, meningkatkan jumlah kematian bayi, dan kerusakan otak.
Dampak Logam Timbel, yaitu Bagi wanita dewasa, timbel dapat menggaggu daur menstruasi. Menimbulkan resiko bayi lahir di bawah berat normal. Bagi pria dapat mengganggu sistem reproduksi (produksi dan kualitas sprema menurun), libido, dan disfungsi ereksi. Selain itu, timbel juga dapat menyebabkan iritasi paru-paru, mengganggu fungsi ginjal, kanker, kegagalan fungsi organ tubuh, dan berbagai penyakit baru
Dampak Ozon, yaitu kerusakan serius pada tanaman, penyakit perbafasan, seperti bronkitis dan asma.
Bagi lingkungan
Bagi udara dan iklim, yaitu menyebabkan hujan asam.
Terhadap perairan menyebabkan tercemarnya air laut.
Terhadap tanah, yaitu tanah akan digunakan sebagai tempat pertambangan dan akan menimbulkan kerusakan alam.
b. Penganggulangan dampak penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia:
Pemerintah telah mencanangkan program Indonesia Bebas Timbel. Pertamina telah memodifikasi kilang minyaknya untuk menghasilkan bensin bebas timbel.
Mencari bahan bakar alternatif, antara lain Briket Sampah Organik, Briket Eceng Gondok, Briket Limbah Kulit Kacang, Ethanol, dan Biodiesel.
Melakukan reboisasi dan penghijauan
Mengembangkan Mobil Hibrida
Mengembangkan Mobil Listrik
3.1.6 Penyebab kelangkaan minya bumi:
a. Kebijakan pemerintah untuk ekspor minyak mentah untuk membayar hutang pada IMF dan bank dunia.
b. Adanya penyakahgunaan aliran bahan bakar
c. Kebutuhan bahan bakar yang semakin banyak.
3.1.7 Dampak yang ditimbulkan dari kelangkaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia dan usaha penanggulangannya:
a. Dampak:
Menghambat aktifitas manusia dan kenaikan harga, TDL, dan bahan pokok.
b. Usaha Penanggulangan:
Memperketat pengawasan distribusi bahan baker.
Mengembangkan energi alternatif sebagai pengganti minyak bumi sebagai bahan bakar
Mengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), khususnya yang berkaitan dengan pengurangan penggunaan bahan bakar minyak.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas, dapat disarankan:
3.2.1 Kepada Masyarakat Umum
Kepada masyarakat umum dapat disarankan:
a. Pengetahuan mengenai proses pembentukan minyak bumi, pengolahan minyak bumi, dampak penggunaan minyak bumi, penyebab kelangkaan minyak bumi, cara penanggulangan kelangkaan minyak bumi sebagai bahan baker, sebaiknya lebih ditingkatkan. Karena dengan demikian, semua aktivitas manusia yang berhubungan dengan minyak bumi, khususnya bahan bakar dapat dipecahkan.
b. Untuk menghemat pemakaian minyak bumi, terutama yang digunakan sebagai bahan bakar, karena pemakaian bahan bakar dapat mengakibatkan hal-hal yang bersifat negatif, tidak hanya bagi manusia, namun juga bagi lingkungan secara umum..
c. Sebagai gantinya, masyarakat agar lebih berinovasi untuk mengembangkan bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak.
d. Masyarakat diharapkan mendukung dan turut menjalankan kebijakan dan program-program pemerintah, khususnya yang terkait dengan penanggulangan pemakaian minyak bumi sebagai bahan bakar dan dampak yang ditimbulkan.
3.2.2 Kepada Pemerintah
Kepada pemerintah dapat disarankan:
a. Lebih selektif dalam pengeluaran izin pertambangan dan insdustri yang menggunakan bahan bakar minyak agar dapat mengurangi dampak penggunaan minyak bumi dan juga dapat menambah cadangan minyak.
b. Memperketat pengawasan terhadap perusahaan industri, terutama yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar agar tidak menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan.
c. Memperbanyak program dan kebijakan tentang meminimalkan penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar, seperti program memproduksi bensin bebas timbel, pengembangan mobil istrik, mobil hibrida dan lain nsebagainya.
d. Pemerintah, masyarakat, dan semua komponen bangsa harus berjalan secara sinergis dalam pemecahan masalah yang menyangkut tentang minyak bumi, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar.
DAFTAR PUSTAKA
Muchtaridi dan Sandri Justiana. 2006. KIMIA I SMA kelas X. Jakarta: Yudhistira.
Wardoyo, S. Pd., Ekotono. ___________. KIMIA Untuk SMA/MA. _____: PT. Widya Duta Grafika.
TIM IPA (Prasodjo, Ir. Budi, dkk.). 2007. IPA 1 A SMP kelas VII. _____________: Yudhistira
Priadi, Arif. 2009. BIOLOGI 1 SMA KELAS X. _________: Yudhistira.
www.chem-is-try.org.
http://www.sinarharapan.co.id
http://www.liputan6.com
http://justescapefromreality.wordpress.com
Haryanto, Bode. BAHAN BAKAR ALTERNATIF BIODIESEL (BAGIAN I. PENGENALAN).
http://id.wikipedia.org/wiki/Biodiesel
Purwanto, Bambang Tri. 2008. IPS untuk SMP/MTs kelas IX. Klaten: CV. Risqi Mandiri.
Mintarsih, Drs. Ani Retno. ________. Cermat IPS Terpadu EKONOMI. Solo: CV. Dwi Jaya Mandiri.
Team Penyusun MGMP Kimia SMP kab. Gianyar. _______. Produktif KIMIA, Pengetahuan Alam. ______: CV. Sinar Bali.
Badrika, I Wayan. 2006. SEJARAH. Jakarta: Erlangga
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
NEGARA PENGHASIL MINYAK BUMI TERBESAR DI DUNIA:
Diurutkan berdasar jumlah produksi tahun 2006 dan total produksinya dalam juta barrel/hari:
- Arab Saudi - 10,665
- Rusia - 9,667
- Amerika Serikat - 8,331
- Iran - 4,148
- Republik Rakyat Cina - 3,858
- Meksiko - 3,707
- Kanada - 3,288
- Uni Emirat Arab - 3,0
- Venezuela - 2,803
- Norwegia - 2,786
- Kuwait - 2,675
- Nigeria - 2,443
- Brasil - 2,166
- Aljazair - 2,122
- Irak - 2,008
Diurutkan berdasar jumlah yang diekspor di 2006 dan total ekspor dalam juta barrel per hari:
- Arab Saudi - 8,651
- Rusia - 6,565
- Norwegia - 2,524
- Iran - 2,519
- Uni Emirat Arab - 2,515
- Venezuela - 2,203
- Kuwait - 2,150
- Nigeria - 2,146
Catatan:
1. Total produksi termasuk minyak mentah, gas alam, kondesat dan cairan lainnya.
3. Yang dicetak tebal adalah negara-negara anggota OPEC.
LAMPIRAN II
PERSEBARAN LADANG MINYAK DUNIA
1. Amerika Serikat
2. Arab Saudi
a. Abqaiq Field (12 milyar)
b. Berri Field (12 milyar)
c. Faroozan-Marjan Field (10 milyar)
d. Ghawar Field (75-83 milyar, ladang minyak terbesar di dunia)
e. Manifa Field (11 milyar)
3. Brazil
a. Campos basin
4. Cina
a. Daqing Field
b. Shenli Field (Daqing dan Shenli memounyai cadangan 16 milyar)
5. Indonesia
a. Sumatra
Lepas pantai Langsa, Aceh
Dumai, Riau
Kotabatak, Riau
Bekasap, Riau
Zamrud, Riau
Petani, Riau
Ampuh, Riau
Petapahan, Riau
Pedada, Riau
Balam, Riau
Bangko, Riau
Ramba, Sumatra Selatan
Suban, Sumatra Selatan
b. Jawa dan Bali
Lepas pantai sebelah utara Jawa Barat
Cilamaya, Karawang, Jawa Barat
Subang, Jawa Barat
Jatibarang,Jawa barat
c. Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua
Delta Mahakam, Kalimantan Timur
Lepas pantai Selat Makasar
Donggi, Sulawesi Tengah (70 juta)
Tiaka, Sulawesi Tengah (110 juta)
Salawati, Papua (83 juta)
6. Iran
a. Aghajari Field (14 milyar)
b. Ahwaz Field (17 milyar)
c. Gachsaran Field (15 milyar)
d. Marun Field (16 milyar)
7. Irak
a. Kirkuk Field (16 milyar)
b. Rumaila Field (20 milyar)
8. Kazakhstan
a. Tengiz Field (15-26 milyar)
9. Kuwait
a. Burgan Field (66-72 milyar)
10. Meksiko
11. Nigeria
a. Niger Delta Field (36 milyar)
b. Bonga Field (1,4 milyar)
12. Rusia
a. Samotlor Field (20 milyar)
b. Romashkino Field (16-17 milyar)
13. Uni Emirat Arab
14. Venezuela
a. Bolivar Coastal Field (30 milyar)
b. Boscán Field (1,6 milyar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar